Varietas Diamant Paling Cocok
Tidak cocoknya kentang lokal untuk dijadikan kentang olahan, adalah karena kadar gula dan kadar air kentang lokal terlalu tinggi sedangkan kadar patinya rendah. “Jadi kalau kentang ini digoreng, hasilnya akan berwarna kecoklatan, menyerap banyak minyak dan lembek”.
Tidak demikian halnya dengan kentang-kentang olahan yang berkadar pati tinggi tapi kadar air dan kadar gulanya rendah. Hasil olahan kentang ini jika digoreng warnanya kekuning-kuningan, sedikit menyerap minyak serta padat.
Tidak demikian halnya dengan kentang-kentang olahan yang berkadar pati tinggi tapi kadar air dan kadar gulanya rendah. Hasil olahan kentang ini jika digoreng warnanya kekuning-kuningan, sedikit menyerap minyak serta padat.
Untuk itulah salah satu produsen potato chips di Indonesia bekerja sama dengan importir dan pembiak bibit dari Belanda, mencoba menanam beberapa varietas kentang olahan seperti : Diamant, Cardinal, dan Premiere.
Dari ketiga varietas ini yang kemudian dianggap cocok dan menguntungkan adalah varietas Diamant. Sebab, Cardinal produksinya terlalu rendah, sedang Premiere, walaupun umur panennya pendek namun karena kadar gulanya tinggi hasilnya menjadi kurang bagus.
Kentang Diamant memiliki umbi yang berbentuk oval sampai oval panjang, berukuran seragam, bermata dangkal, kulit berwarna putih dan licin, dagingnya berwarna kuning muda. Hasil panennya sangat tinggi serta resisten terhadap phytophtora, penyakit kulit, virus A serta kista nematoda biotipe A. Dan yang tidak kalah penting adalah daya tahannya terhadap kekeringan cukup tinggi
Syarat kentang Diamant untuk diolah menjadi potato chips haruslah berukuran diameter antara 42,5 sampai dengan 70 mm, sedang untuk french fries bisa lebih besar dari 60 mm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar